
Oleh: Dedy Mardiansyah**
Pontrennurulhudaokut.or.id- Majelis Badan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda (PPNH) Sukaraja, Sabtu malam (02/06). Forum dimana Pengasuh PPNH Sukaraja sekaligus Ketua Badan Pembina YPPNH Sukaraja, Romo KH. Affandi, mengajak para anggota Badan Pembina untuk mulai mempersiapkan diri masing-masing agar cakap dalam membimbing jalannya pengelolaan YPPNH Sukaraja.
Demi kebutuhan regenerasi yang lebih baik, KH. Affandi telah menetapkan sejak akhir 2021 lalu bahwa Anggota Badan Pembina YPPNH Sukaraja terdiri dari putera puteri Beliau dan putera puteri Almaghfurlah Romo Drs. KH. Sholeh Hasan. Regenerasi kepemimpinan YPPNH Sukaraja berbasis Zuriah ini telah sejak sepuluh tahun lalu Abah Affandi upayakan.
Mulai dari membentuk Asrama Putri di SMK Nurul Huda Sukaraja yang kemudian diasuh oleh Mas M. Taufiq Yuliantoro, M.Pd. Sulung dari KH. Sholeh Hasan. Lalu menugaskan Mas M. Haris Muzakki, M.Pd., putera kedua Abah Sholeh sebagai Pengasuh Asrama Putera PPNH Sukaraja.
Mas Yuli dan Mas Haris juga bertugas di Universitas Nurul Huda (Unuha). Mas Yuli bahkan juga ditugaskan sebagai salah satu Wakil Rektor Unuha setelah sebelumnya memimpin Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiah (PGMI) Fakultas Agama Islam (FAI) Unuha.
Abah Affandi juga menugaskan Mas M. Ribhan Murtadho sebagai Pembina Asrama Putera PPNH Sukaraja. Juga Mba Syifaul Maula, S.Keb., sebagai Pembina Asrama Puteri SMK Nurul Huda Sukaraja. Keduanya juga putera ketiga dan kelima Abah Sholeh, tokoh yang paling besar jasanya dalam membantu Abah Affandi mengembangkan YPPNH Sukaraja.
Keduanya juga ditugaskan sebagai Anggota Majelis Pengasuh PPNH Martapura. Cabang kedua yang didirikan oleh YPPNH Sukaraja setelah PPNH Tanah Merah yang berlokasi di Desa Tanah Merah, Kecamatan Belitang Madang Raya, Kabupaten OKU Timur.
Sementara dari putera-puteri Beliau dimulai sejak tahun 2007. Mbak Lailatul Fitriyah, SS., M.Pd., sulungnya Abah Affandi menikah dan bersama suaminya ditugaskan mengasuh Asrama Program Takhasus yang kini bernama Asrama Sunan Kalijaga.
Selain itu, Mbak Fitri pernah memimpin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unuha. Juga pernah bertugas sebagai Ketua Bidang Pendidikan YPPNH Sukaraja. Dalam kepemimpinan Beliau inilah dicetuskan perubahan STKIP Nurul Huda menjadi Unuha.
Atas gerakan dari Ikatan Keluarga Alumni Nurul Huda (Ikanuha), Mbak Fitri yang kini ditugaskan sebagai Dekan FIP Unuha dan juga Pengasuh PPNH Martapura kala itu mendorong proses penyegaran kepemimpinan STKIP Nurul Huda.
Hal yang memungkinkan Ikanuha juga kemudian merekomendasikan Yayasan dan Kampus agar dapat mengundang Prof. Imam Suprayogo memberikan Kuliah Umum Wisuda Tahun 2019. Hal itu dengan maksud agar tokoh yang bertangan dingin dalam transformasi banyak STAIN menjadi UIN ini dapat mengukur seberapa kemungkinan peluang STKIP Nurul Huda menjadi Universitas Nurul Huda.
Pada saat Kuliah Umum itulah Prof. Imam mencetuskan doa agar pada tahun 2021 STKIP Nurul Huda menjadi Universitas. Lepas itu Ikanuha merekomendasikan pula agar Yayasan dan Kampus segera menunjuk personalia yang mungkin dapat diarahkan untuk membantu percepatan perwujudan doa dan harapan akan transformasi kelembagaan perguruan tinggi Nurul Huda itu.
Sisi lainnya, secara teknis proses transformasi ini juga terdorong lebih lancar oleh bertugasnya Mas H. Imam Busyro, S.Pd., sebagai Sekretaris Yayasan. Putera dari Almaghfurlah Kyai Ali Hakim yang menjadi suami dari Mbak Ainur Rohmah, M.Pd., puteri kedua Abah Affandi dan pernah membina Asrama Putera. Alumni Nurul Huda yang terus ke Lirboyo hingga menjadi pengurus pengairan Lirboyo yang kini ditugaskan memimpin Bidang Pembangunan Yayasan ini berperan sangat aktif kala itu dalam menyiapkan berkas yang dibutuhkan serta mengkomunikasikan kerja tim Yayasan dan Kampus terkait progres ini.
Adapun Mbak Rohmah sendiri sendiri kini menjadi Wakil Rektor Unuha yang membidangi sumberdaya. Sebelumnya lebih dulu menjadi Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Nurul Huda. Setelah terjadi penyegaran pengelola STKIP Nurul Huda, Mbak Mamah, panggilan akrabnya, didaulat sebagai Wakil Ketua II STKIP Nurul Huda. Posisinya ini pula yang mendukung kelancaran teknis proses transformasi STKIP Nurul Huda menjadi Unuha.
Selain dari Zuriah, transformasi Unuha juga didukung oleh kaderisasi alumni sebagai pimpinan STKIP Nurul Huda. Penyegaran pengelola STKIP Nurul Huda dilakukan Abah Affandi melalui Yayasan atas dorongan Ikanuha yang mengusulkan Ustadz H. Imam Rodin, S.Ag.,M.Pd., dan Ustadz Suhartono, M.Pd.I., sebagai Ketua dan Wakil Ketua STKIP Nurul Huda. Secara teknis, Ustadz Suhartono sebelumnya memang merupakan sosok yang paling tinggi rangkingnya dalam angket pemilihan Calon Ketua STKIP Nurul Huda versi dosen dan karyawan.
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam STKIP Nurul Huda yang juga merupakan Ketua Panitia Seleksi Calon Ketua STKIP Nurul Huda kala itu. Namun, karena melihat tantangan pengembangan STKIP Nurul Huda ke depan, sosok yang juga pernah menjadi Wakil Kepala Madrasah Aliyah Nurul Huda ini pun, melalui asistensi Bidang Pendidikan Yayasan dan Ikanuha, lebih memilih membantu seniornya, H. Imam Rodin.
Kemunculan H. Imam Rodin sebagai Ketua STKIP Nurul Huda memang mutlak dorongan dari Ikanuha. Organisasi alumni Nurul Huda yang mengalami penyegaran pengurus pada tahun 2015 ini pada mengusulkan pembukaan PPNH Martapura pada tahun 2017. Ikanuhalah yang mengusulkan Pembantu Ketua III STKIP Nurul Huda sebelumnya ini sebagai Ketua Panitia Pembangunan PPNH Martapura.
Dari sinilah Ikanuha kemudian merekomendasikan kepada Majelis Nurul Huda agar memilih sosok yang pernah juga menjadi Ketua PCNU OKU Timur dan DPC PKB OKU Timur ini memimpin STKIP Nurul Huda. Kapasitasnya itu memungkinkan untuk memimpin jajaran pengelola, dosen dan karyawan bergerak lebih produktif dalam pengembangan STKIP Nurul Huda. Gebrakan demi gebrakan pun dilakukan. Dimulai dari International Seminar on Education (ISE), Family Gathering dan lainnya.
Kemunculan H. Imam Rodin sebagai Ketua STKIP Nurul Huda ini pula yang memungkinkan Ikanuha kemudian menggelar kegiatan Temu Kangen Nasional Alumni Nurul Huda pada akhir 2019. Mengembangkan pola sebelumnya dimana STKIP menjadi unit pendukung utama Yayasan dalam pelaksanaan, pengembangan dan pembangunan baik kegiatan, program maupun sarana dan prasarana Nurul Huda. Langkah yang secara bertahap penuh sadar dan tanggung jawab diemban Ikanuha
Tak berhenti sampai di situ, Ikanuha juga yang menginisasiasi upaya lanjutan atas usaha Abah Affandi yang telah mendorong jajaran pengelola sebelumnya mengembangkan STKIP Nurul Huda menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Nurul Huda. Melalui jaringan alumni di Malang, Ikanuha merekomendasikan STKIP Nurul Huda mengundang Prof. KH. Imam Suprayogo agar berkenan memberikan kuliah umum pada Wisuda Sarjana STKIP Nurul Huda 2019.
Harapannya tak lain agar tokoh suksesor transformasi banyak STAIN menjadi UIN dimulai dari STAIN Malang menjadi UIN Malang yang dipimpinnya pada tahun 1997 ini dapat melihat langsung sejauhmana kemungkinan STKIP Nurul Huda mengembangkan status kelembagaannya.
Setelah bertemu dengan Abah di Ndalem, tokoh perguruan tinggi nasional yang ternyata juga teman akrab Abah Sholeh sewaktu kuliah ini langsung menyatakan bahwa STKIP Nurul Huda sudah sangat layak menjadi Universitas Nurul Huda. Bahkan di dalam kuliah umunya di hadapan para wisudawan dan hadirin, Beliau tegaskan doanya agar di tahun 2021 STKIP Nurul Huda menjadi Universitas Nurul Huda.
Dengan semangat yang diberikan Kyai Imam Suprayogo inilah jajaran Kampus dan Yayasan dengan dukungan penuh Abah mendapatkan momentumnya. Untuk memperlancar teknis, Ikanuha kembali mengarahkan alumni yang mahasiswa Prof. Imam di UIN Malang untuk mencari jaringan yang dapat membantu mendampingi percepatan transformasi menuju Universitas Nurul Huda.
Alhamdulillah, tanggal 3 November 2021, alih status STKIP Nurul Huda menjadi Universitas Nurul Huda diizinkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia. Untuk sampai proses ini, dari 21 Desember 2019 hingga 3 November 2021, bukanlah sedikit yang dilakukan. Akan tetapi, kekompakan tim yang terdiri dari komponen Pengasuh Pesantren, Pembina, Pengawas dan Pengurus Yayasan, hingga Pengelola Kampus adalah kunci paling utama dan paling mengakar.
Di sinilah peran penting Beliau Drs. KH. Tasdiq, M.Pd.I. selaku Ketua Yayasan. Alumni PPNH Sukaraja Angkatan 1994 atau alumni pertama Nurul Huda ini begitu bersemangat dalam memimpin proses transformasi PTNH ini. Tak salah memang Abah Affandi menyerahkan kepemimpinan Yayasan kepadanya. Ketulusannya terutama yang paling menjadi garansi bagi proses yang luhur ini.
Kesetiaannya kepada Abah tidak hanya sebagai Ketua Pembina Yayasan, tetapi terutama sebagai Pengasuh PPNH Sukaraja. Itu yang menjadikannya lebih luwes dalam memimpin Yayasan PPNH Sukaraja. Selain itu, sebagai lulusan pertama Nurul Huda, Kyai Tasdiq juga merupakan satu dari tiga alumni Nurul Huda yang pertama meneruskan studi ke Pesantren Lirboyo Kediri. Proses yang langsung didampingi oleh Abah pada tahun 1984.
Sewaktu di Lirboyo, Kyai Tasdiq lebih memilih menyelesaikan pendidikan diniyahnya di Madrasah Hidayatul Mubtadiin. Setelah itu baru kemudian meneruskan kuliah di S1 PAI IAIT Tribakti. 8 tahun mondok di Lirboyo, 4 tahun di Nurul Huda dan 2 tahun dididik Abah di Trimoharjo, sehingga total 14 tahun menuntut ilmu pesantren. Beliau juga alumni Nurul Huda pertama yang Sarjana. Itu memungkinkan Kyai Tasdiq dipercaya Abah mengemban amanah besar meneruskan tugas memimpin eksekutif Nurul Huda.
Proses pengkaderan dirinya yang dimulai sejak 1992. Setamat Lirboyo menjadi guru di MA Nurul Huda. Pada tahun 1996 dipercaya menggantikan Abah Sholeh menjadi Kepala MA Nurul Huda. Selain menjadi guru dan Kepala MA Nurul Huda. Karena alumni pertama yang telah Sarjana, juga dipercaya menjadi dosen di Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) Nurul Huda yang berdiri tahun 1995.
Menjadi Kepala MA Nurul Huda dua periode, Kyai Tasdiq juga dipercaya menjadi Kepala MTs Nurul Huda, juga dua periode. Setelah itu diterima sebagai ASN Kementerian Agama mengikuti Abah Sholeh hingga menjadi Kepala KUA di beberapa kecamatan di OKU Timur. Setelah Abah Sholeh wafat, Abah Affandi kembali menjadi Pimpinan Umum Yayasan. Kyai Tasdiq lalu ditunjuk sebagai Pimpinan Kesra pada tahun 2008. Sepuluh tahun memimpin Bidang Kesra, pada 2018, Abah menunjuknya sebagai Ketua Yayasan PPNH Sukaraja. Barkah.
“““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““““
Penulis adalah Ketua Bidang Pendidikan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja Masa Bakti 2022/2023.