
Pontrennurulhudaokut.or.id- Ada sebanyak 69 santri Madrasah Aliyah Nurul Huda (MA-NH) Sukaraja yang diwisuda hari ini Rabu, (18/05/2022). Hal itu disampaikan oleh Kepala Madrasah Aliyah Nurul Huda Sukaraja, Hj. Mursilah, ME., pada saat memberikan sambutannya di acara Tahtiman dan Tasyakuran Perpisahan Santri Kelas Dua Belas Madrasah Aliyah Nurul Huda.” Acara tersebut dilaksanakan di Halaman MA-NH Sukaraja, Buay Madang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan.
Dan hadiri langsung oleh Romo KH, Affandi, BA., beserta istri, Romo KH. Asfali, Kepala Desa Sukaraja, Ahmad Syaikodin, Ketua Yayasan PPNH Sukaraja, Drs. H.M. Tasdiq, M.Pd.I., Waker I UNH Suhartono, M.Pd.I., Santri dan wali santri yang diwisuda, serta tamu undangan.
Dalam kesempatan tersebut Hj. Mursilah selaku Kepala Madrasah MA-NH mengucapkan selamat datang di lingkungan Madrasah Aliyah Nurul Huda, dan juga permohonan maaf kepada tamu undangan yang hadir atas segala kekurangan baik dalam penyambutan maupun menyediakan tempat atau fasilitas.
” Untuk anak-anak kami para santri MA-NH, jangan anggap ini sebagai suatu perpisahan, tetapi teruslah melangkah maju melanjutkan pendidikannya demi masa depan lebih baik,” ungkapnya.
Ia juga berharap agar para santrinya melanjutkan pendidikannya tetap di Nurul Huda, dalam hal ini di Universitas Nurul Huda, karena di UNH sudah memiliki banyak jurusan dan beberapa fakultas.
Sementara itu Ahmad Syaikodin selaku Kepala Desa Sukaraja, juga menyampaikan hal yang sama, yaitu agar para santri melanjutkan pendidikan tetap di Nurul Huda.
” Saya ini asli Alumni Pondok Pesantren Nurul Huda, saya Alumni tahun 1995. Untuk itu kalian jangan ragu untuk sekolah atau menempuh pendidikan di Nurul Huda ini. Selagi kalian manut sama Kiai atau ustadznya, maka insyaallah kalian akan mendapatkan keberkahan,” ujarnya.
Sementara itu dari pihak wali santri, yang disampaikan oleh salah satu perwakilan, menyampaikan mohon maaf jika dalam anak-anaknya menuntut ilmu dan bermasyarakat di lingkungan Nurul Huda banyak terdapat kekeliruan ataupun ada kelakuan yang kurang pas. Ia juga mengungkapkan banyak terimakasih kepada ustadz/ustadzah yang ada di Nurul Huda, yang telah susah payah mendidik dan membimbing para santri hingga bisa diwisuda.
Kemudian untuk perwakilan Yayasan PPNH Sukaraja, dalam hal ini disampaikan oleh Ustadz H. Ali Fauzi, pada kesempatan itu ia berpesan agar para santri tidak hanya berhenti sampai disini saja pendidikannya. Ia berharap agar para santri terus semangat dalam menimba ilmu, agar menjadi anak yang berguna bagi masyarakatnya.
Setelah sambutan-sambutan, acara dilanjutkan dengan pembacaan surat keputusan Kepala MA-NH. Lalu pemberian piagam dan uang pembinaan oleh Ketua Yayasan PPNH Sukaraja, Drs.H.M.Tasdiq,M.Pd.I., untuk Santri yang berhasil mendapatkan prestasi dari masing-masing jurusan yang ada di MA-NH, yaitu jurusan IPA, IPS, dan, jurusan MAK. Kemudian dilanjutkan lagi dengan pemberian piagam dan penghargaan oleh Romo KH. Affandi, kepada tiga santri berprestasi yang Hafiz Al-Qur’an. Ketiga santri tersebut ada yang Hafizh 9 jus, 11, dan hingga 12 jus Alquran, sebagian besar diantara para penghafal Al-Qur’an tersebut berasal dari Asrama Al’umami, karena disana memang ada program khusus yang tidak dimiliki oleh asrama lain, salah satunya yaitu program penghafal Al-Qur’an.
Setelah itu acara di lanjutkan dengan pemberian pembekalan dari Roma KH. Affandi., pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja kepada para santri yang diwisuda.
Dalam pembekalan tersebut ia berpesan agar para santri senantiasa melanjutkan proses belajarnya, terutama bagi santri yang tamat Aliyah Kurikulum namun belum tamat Aliyah Diniyah. Jadi mereka itu harus meneruskan belajarnya di Pondok Pesantren Nurul Huda, untuk menamatkan Diniyahnya.
” Saya menginginkan para santri Nurul Huda ini agar berakhlakul karimah dan juga kreatif,” tuturnya
Ia juga menyarankan agar para santrinya untuk tidak hanya berilmu tetapi juga mereka harus beramal
” Para Santri Nurul Huda jangan sampai hanya berilmu saja, namun kalian juga meski mampu mengamalkan ilmu-ilmu yang kalian dapatkan selama mondok itu, demi kepentingan orang banyak,” lanjutnya.
Untuk itu ia menyarankan agar para santrinya kalau mencari musholla-musholla yang sepi atau jauh dari keramaian untuk dijadikan tempat berjuang dan mengamalkan ilmunya, ia yakin seiring berjalannya waktu musholla yang kecil itu lambat laun akan menjadi Pondok Pesantren yang besar. (Yandi)



