
Pontrennurulhudaoku.or.id- Kementerian Agama Kabupaten OKU Timur Kecamatan Buay Madang laksanakan pembukaan manasik haji untuk zona satu. Dan salah satu yang menjadi pembicara adalah Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja, Romo KH. Affandi, BA. Acara tersebut diselenggarakan di Masjid Jami’ Nurul Huda Sukaraja, Buay Madang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT, Sumatera Selatan.
Adapun untuk acara dibuka langsung oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur, Drs. H.M. Tasdiq, M.Pd.I., selaku ketua zona.
Orang yang saat juga juga diamanahi sebagai ketua yayasan PPNH Sukaraja tersebut, dalam kesempatan itu ia mengucapkan selamat kepada para calon jamaah haji tahun 2022 yang hadir.
“Alhamdulillah tahun ini kita termasuk orang-orang terpilih sebagai tamu Allah SWT. Sebab tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama,” ungkapnya.
Hal ini ia sampaikan karena menurutnya tahun kemaren umat manusia di seluruh dunia termasuk Indonesia, khususnya Kabupaten OKU Timur baru saja berada dalam masa-masa sulit, yakni mengahadapi masa pandemi yang salah satu akibat yang ditimbulkannya yaitu menyebabkan umat muslim di seluruh dunia tidak bisa pergi ke tanah suci Mekkah, baik untuk umroh maupun pergi haji.
” Silahkan kalian manfaat kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan hanya untuk mengharapkan barokah dan ridho Allah semata,” tuturnya lagi.
Acara diikuti oleh ratusan calon jamaah haji yang berasal dari delapan kecamatan di Kabupaten OKU Timur.
Sementara untuk pemateri ada dua pemateri. Yang pertama disampaikan oleh KH. Ali Imron, S.Pd.I., yaitu tata cara pelaksanaan haji dan umrah. Atau mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hukum syarat dan niat haji dan umrah.
“Untuk jamaah sekalian akan diberangkatkan pada gelombang kedua. Yang artinya bapak ibu sekalian akan langsung diantarkan ke Jeddah,” ungkapnya.
Itu karena menurutnya memang seperti itu kalau yang namanya gelombang kedua pasti akan dihantarkan ke Jeddah bukan ke Madinah. Namun ia juga mengatakan, karena kemaren ada Corona mungkin ada perubahan.
Ia juga berpesan kepada calon jamaah untuk selalu siap, dan jangan sampai panik dalam menghadapi segala persoalan pada saat sudah berada di tanah suci.
Lalu baru kemudian untuk materi kedua berkenaan dengan Akhlak dan Budaya orang Arab yang dalam hal ini disampaikan oleh KH. Affandi, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja. Sebagai bekal jamaah ia menyampaikan empat perkara yang harus diperhatikan oleh para jamaah calon haji.
Yang namanya tamu Allah SWT. Menurutnya pasti akan diuji, sebab menjadi tamu Allah itu tidaklah mudah. Apalagi jika mereka yang pergi haji itu ingin mendapatkan predikat haji mabrur.
“Untuk itu kalian harus benar-benar memperhatikan empat perkara ini. Yang pertama, sabar. Yang kedua, bersikap dermawan. Yang ketiga, jangan mudah marah. Dan yang terakhir, jangan berbuat kejahatan,” ujarnya.
Itu ia sampaikan karena yang namanya manusia tidak pernah luput dari yang namanya kesalahan dan khilaf. Terlebih jika manusia itu memang benar-benar ingin menjadi haji yang mabrur, tantangan, ujian, dan godaan itu pasti ada dan sengaja diciptakan oleh Allah SWT. Untuk menguji sampai di mana tingkat keimanan dan keyakinan kita kepada ketentuan dan kebesarannya.
Kemudian kedermawanan, itu terang KH.Affandi, juga sangat penting untuk dimiliki “sebab kalau kita tidak mudah cocok dengan orang lain, tidak toleran, maka sudah pasti kualitas haji yang kita jalani juga tidak baik. Namun kalau kita mempunyai sikap belas kasih, sikap penyayang kepada semua orang, maka insyaallah haji yang kita lakukan akan berkah, timbalnya lagi.
Untuk poin yang ketiga, ia juga menambahkan, untuk memperoleh haji yang dikatakan haji mabrur juga bisa diperoleh dengan cara senantiasa menjaga perkataan supaya tidak berbicara hal-hal yang jorok atau kotor.
Dan yang terakhir yang perlu dijauhi yaitu perbuatan yang suka menipu orang lain. Karena menurutnya yang namanya manusia itu kalau sudah diberikan kuasa, sudah diberikan kesempatan, untuk melenceng itu sangat mungkin dilakukan. Untuk itu mereka harus hati-hati, dan senantiasa ingat akan amanah dan tanggung jawab yang diberikan.
Acara berlangsung dengan tertib dan kondusif tanpa suatu halangan apapun. Dan diakhiri dengan makan siang atau isoma. (Yandi)
