
Pontrennurulhudaokut.or.id- KH. Affandi Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja mengatakan, bahwa yang namanya Halal Bi Halal itu adalah murni tradisi Indonesia, bukan dari arab. Hal tersebut ia sampaikan pada saat memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta halal bi halal yang diselenggarakan oleh Yayasan Nurul Huda Sukaraja. Pada Hari Kamis, (12/05/2022) kemaren, di Musholah Asrama Putri PPNH Sukaraja, Buay Madang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan.
“Dan Tradisi ini adalah tradisi yang baik. Karena tradisi ini diawali oleh para wali Sembilan. Dengan adanya tradisi ini akhirnya kita bisa berkumpul bersama. Serta tradisi ini hanya ada di Indonesia, yang perlu kita jaga serta lestarikan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, walaupun ada orang sebelah yang sering membid’ah-bid’ahkan, tetapi ini tradisi yang baik dan dasarnya juga Alquran dan Hadis Nabi.
Lebih lanjut ia juga mengatakan, bahwa yang namanya saling memaafkan, kita sebagai manusia dari kesalahan yang disengaja maupun tidak,baik kepada Allah ataupun kepada sesama manusia, maka itu merupakan suatu perkara yang wajib dilakukan.
“salah satu kewajiban kita dalam menjalankan perintah Allah yaitu banyak mohon ampunan kepada-Nya serta lapang dada untuk memberi maaf kepada orang lain. Saya pribadi jika ada kesalahan ataupun kekeliruhan juga minta maaf,” ungkapnya.
Menurutnya minta maaf itu tidak harus menunggu waktu lebaran. Tetapi setiap bertemu kemudian ketika akan berpisah. Makanya manusia jangan lupa untuk senantiasa beristigfar, karena menurut KH. Affandi hal itu memang merupakan perintah Allah S.W.T., kapan pun dan dimana pun.
“ Memaafkan atau mengampuni orang lain itu adalah bagian dari Akhlakul Karimah. Dan ini akan membuahkan kerukunan,”
Lalu ia mengatakan bahwa yang perlu diwaspadai itu yaitu setan, iblis itu senantiasa mencari celah-celah bagaimana manusia bisa bercerai-berai, bertengkar dan mencari perkara. Jadi kalau kita tidak mudah memaafkan, apalagi menuruti ego, maka akan hancurlah suatu persatuan dan kesatuan antar umat. Namun jika manusia mudah memaafkan, insyaallah akan selamat dari yang namanya kehancuran tersebut.
Timbalnya lagi, yang namanya manusia itu tabiatnya tidak sama, sekalipun seperangkat atau satu keturunan. Maka disini peran orang tua atau yang dituakan baik dari segi usia maupun ilmu pengetatahuan atau pengalaman, untuk selalu membimbing serta mengingatkan agar mereka yang lebih muda atau anak-anaknya bisa saling akur, menyayangi serta menghormati satu sama lain.
“ Gusti Allah itu sudah memberikan kita pegangan yaitu berupa sikap lapang dada dan saling memaafkan. Sebab penyakit seperti dengki, iri, dendam, itu memang ada pada setiap diri kita,” jelasnya lagi.
Maka menurutnya penyakit seperti itu, agar manusia bisa selamat dan hidup bahagia, maka harus dihilangkan. Ia juga menekankan sekali lagi bahwa sikap lapang dada serta memaklumi tabiat orang lain itu memang suatu kewajiban bagi setiap insan. Dan manusia harus menyakini bahwa itu memang kehendak Allah S.W.T. (Yandi)