Spread the love

pontrennurulhudaokut.or.id – Memasuki fase empat puluh tahun keduanya, Pondok Pesantren Nurul Huda (PPNH) Sukaraja membutuhkan langkah inovatifnya kembali. Terutama dalam mengembangkan sistem yang efektif mendorong ketenagaannya lebih fokus untuk terus berjuang dengan saling mendukung satu sama lainnya. Hal yang paling efisien untuk itu, mungkin, adalah bagaimana dapat mengembangkan potensi pasar yang dimiliki oleh PPNH Sukaraja. Bagaimana menjadikan pola konsumsi Nurul Huda yang telah lama tumbuh berkembang sehingga bernilai ekonomis itu menjadi produktif?

Intinya, bagaimana mematenkan konsumsi internal Nurul Huda akan berbagai produk atau komoditi itu sebagai “target market” atau pasar sasarannya sendiri? Artinya, bagaimana Nurul Huda membangun sistem yang mandiri terkait pengadaan kebutuhan konsumsinya sendiri secara ekonomis dan berkeuntungan lebih banyak tanpa merugikan orang atau pihak lain. Bagaimana Nurul Huda membangun kapasitas konsumsinya sendiri menjadi industri yang potensial dan operasional baginya untuk melayani kebutuhan pasar di luarnya.

“Jika Nurul Huda mampu mengelola kebutuhan konsumsinya menjadi kapasitas produktif, tentu saja akan berdampak pada peningkatan pendapatan institusional yang dengan kematangan sistemnya akan juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan personalnya. Jika personalia kepengurusannya, baik di Yayasan maupun unit-unit layanannya, dapat mengalami peningkatan kesejahteraan secara institusional, maka jaminan bagi mereka untuk fokus berjuang secara kolektif akan lebih meningkat,” jelas Muhammad Mudakir Hasyim, Ketua Bidang Perekonomian Yayasan PPNH Sukaraja, dalam Rapat Fasilitasi Program Pengembangan Ekonomi Pedesaan Berbasis Perguruan Tinggi Pesantren di Ruang Pimpinan Yayasan PPNH Sukaraja, Minggu (13/03).

Kalau secara kolektif generasi atau komunitas semakin semangat melanjutkan perjuangan Nurul Huda, lanjut Mudakir, maka peluang untuk mendapatkan solusi demi solusi bagi persoalan demi persoalan sehari-hari tugas mereka akan lebih terbuka. Jika persoalan demi persoalan makin terurai dan tereksekusi, maka inovasi demi inovasi dalam layanan Nurul Huda akan mungkin pula dilakukan. Apalagi dengan menggerakkan santrinya melalui kepeloporan komunitas mahasiswanya sebagai generasi milenial yang bakal menjadi pelaku utama masa dimana Indonesia mengalami Bonus Demografi pada tahun 2040 nanti.

Pesantren sendiri lahir, tumbuh dan berkembang dari masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan punya budaya, perekonomian dan skema usaha yang lebih mandiri. Di sisi lain, Pondok Pesantren Nurul Huda (PPNH) Sukaraja yang telah berusia 42 tahun dalam kiprah sejarahnya sebagai pesantren, telah memainkan peran sebagai lokomotif transformasi masyarakat petani transmigran Jawa yang salah satu dampaknya adalah pengembangan ekonomi pedesaan.

Karena itu, tegas Mudakir, pihaknya menyambut fasilitasi dari Bidang Pendidikan Yayasan PPNH Sukaraja berupa Program Ekonomi Pedesaan Berbasis Perguran Tinggi Pesantren ini. Sebab, selain menguatkan pengembangan ekonomi masyarakat berorientasi pedesaan, program ini juga bakal mengokohkan skema penyelesaian kebutuhan konsumsi pokok internal atau komunitas Nurul Huda berbasis pertanian.

“Program ini juga sangat memungkinkan bagi Nurul Huda, tentu diikuti dengan penguatan kapasitas sumberdaya manusianya, untuk mengembangkan pola konsumsi internal menjadi produksi bahkan industri yang berorientasi pasar di luar. Kebutuhan beras santri mukim yang setidaknya 1500 orang itu saja, contohnya, sudah berapa ton perbulan. Tinggal, sekali lagi, kita butuh satu frekuensi, satu komando dan satu pintu eksekusi. Skemanya sama, kita perkuat peran Perguruan Tinggi Nurul Huda ini. Baik ke dalam maupun ke luar. Tapi, prioritas sekarang, kita fokus ke dalam dulu, pasti. Program ini kita bentuk panitianya yang akan menjadi pendukung utama kita dalam membangun perekonomian Nurul Huda,” pungkasnya.

Rapat fasilitasi ini dihadiri juga oleh Ketua Bidang Pendidikan, Dedy Mardiansyah, M.Pd., Seksi Pendidikan Plus, Supangat, M.Pd., Kepala Biro Administrasi Umum Universitas Nurul Huda, Khafiz Ismail, M.Pd., Ketua Pusat Pengembangan Karir dan Ecotechnopreneurship Universitas Nurul Huda, Triyanto, SE., dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Nurul Huda, Vovi Sinta B, ME.

Tinggalkan Balasan