Spread the love

Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja – Dalam rangka penguatan komando penyelenggaraan Yayasan atas Cabang dan Unit di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Huda (PPNH) Sukaraja, YPPNH Sukaraja menerbitkan Surat Edaran guna menertibkan penyelenggaraan kegiatan massal di lingkungannya.

Hal itu untuk menjaga dan meningkatkan konsolidasi dan kondusifitas internal demi penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan PPNH Sukaraja. Terutama untuk memperlancar penerapan satu pintu pengelolaan sebagai agenda utama YPPNH Sukaraja Masa Khidmat 2018-2023 ini.

Edaran tentang penyelenggaraan kegiatan massal itu terbit pada tanggal 28 Mei 2023 dan ditandatangani oleh Ketua Bidang Pendidikan YPPNH Sukaraja.

“Edaran itu bukanlah larangan bagi jajaran Cabang dan Unit di lingkungan YPPNH Sukaraja untuk berkoneksi dengan para pihak terkait. Tapi justru untuk menguatkan fokus jajaran pada penjaminan dan peningkatan mutu baik secara umum maupun khusus. Sehingga para pihak baik dari internal maupun eksternal punya peran yang lebih kontributif bagi tugas Nurul Huda sebagai sebuah pesantren dengan karakter pendidikan salafiyah plusnya,” terang Ketua Bidang Pendidikan YPPNH Sukaraja, Dedy Mardiansyah, M.Pd.

Dedy menguraikan bahwa kebutuhan YPPNH Sukaraja hari ini adalah melakukan rekognisi pengalaman penyelenggaraan kelembagaan pendidikannya di masa lampau. Agar YPPNH Sukaraja lebih siap menghadapi zaman yang akan datang.

“Ibarat NU yang memasuki abad kedua usianya, NH kini memasuki tahap 40 tahun keduanya sejak didirikan oleh Beliau KH. Affandi pada tahun 1980. Tentu banyak sudah dinamika perjuangan NH selama itu termasuk keberadaan faktor-faktor pendukung utama bagi perannya dalam penyelenggaraan pendidikan salafiyah plus di Sumsel bahkan Sumbagsel. Makanya perlu rekognisi itu yang salah satunya melalui penguatan koneksi strategis bagi peran utama NH,” papar sosok yang sebelumnya bertugas sebagai Anggota Badan Pengawas YPPNH Sukaraja ini.

Sosok yang juga Ketua IKANUHA ini melanjutkan bahwa selain pembangunan koneksi strategis, rekognisi ini juga muncul dalam kebutuhan akan literasi peran sejarah PPNH Sukaraja dalam pembangunan pendidikan salafiyah plus di Sumbagsel.

Setidaknya pembelajaran bagi santri tentang sejarah Nurul Huda yang tumbuh berkembang sebagai sebuah pesantren salafiyah plus unggulan di Sumbagsel dengan peran pendidikannya yang transformatif bagi petani transmigran Jawa.

“Bagaimana Kiai Affandi mengajak Kiai Sholeh Hasan pada tahun 1986 bergabung di Nurul Huda untuk memperjuangkan model pendidikan yang diistilahkan Abah Sholeh sebagai salafiyah plus itu. Bagaimana duet keduanya memunculkan peran Nurul Huda sebagai lokomotif transformatif bagi petani transmigran Jawa. Sampai itu kemudian memunculkan figur Bupati OKU Timur bahkan Gubernur Sumsel. Dinamika itu semua tentu mungkin inspiratif dan juga transformatif jika disampaikan kepada seluruh santri NH baik dari siswa hingga mahasiswa,” tegas Dedy.

Hal yang juga patut disyukuri adalah keberadaan kelembagaan PPNH Sukaraja yang telah KH. Affandi rintis sejak 1978 di Desa Trimoharjo. Hingga kini bahkan telah memiliki unit-unit pendidikan lengkap mulai dari Raudhlatul Athfal hingga Universitas.

“Dalam rangkaian sejarah itu sangat terlihat jika gerakan pendidikan salafiyah plus Nurul Huda terkait erat dengan kedua tokoh tersebut. Terkait sangat dengan peran Abah Affandi sebagai sosok khas kiai dampar dan pengasuh NH. Terkait sangat dengan peran Abah Sholeh sebagai sosok khas kiai mimbar dan pemimpin NH. Mudah-mudahan ini semua dapat dilaksanakan,” pungkas Dedy. (Yandi)

Tinggalkan Balasan